Pages

Jumat, 09 Januari 2015
Ketika kamu tersenyum malu-malu melihat menatapmu

Ketika kamu sengaja membalas tatapanku dengan alasan ingin di mengerti bahwa kamupun punya rasa yang seirama denganku

Ketika mulai cemas rasa kita tidak akan menjadi rahasia lagi

Ketika aku mulai takut cerita kita akan berkembang

Ketika aku takut dengan datangnya kepupusan harapan

Ketika harapan berubah menjadi kekecewaan

Ketika mata itu tidak lagi tertuju padaku

Ketika segala ketakutan berubah menjadi kenyataan

Ketika kamu mulai menjauh dan merangkai baru ceritamu sendiri

Ketika mata ini enggan meninggalkan sosokmu

Ketika rindu itu mulai datang dan membuat mual

Disaat itulah aku sadar betapa sulitnya menjadikan segalanya kembali seperti semula

Disaat itulah aku mengerti mengagumimu saja akan selalu lebih baik

Read more ...
Jumat, 09 Januari 2015
Mungkin kau tak tau rasanya di kecewakan. Mungkin kau tak mengerti rasanya di beberkan janji&rahasia yang kita buat. Kau tak mengerti itu. Kau tak pernah merasakan itu. Tetapi aku? Aku pernah merasakan itu. Rasanya dibeberkan rahasia antara kita ber2 itu rasanya sakit loooh. Tak terbesit di pikiranku juga tentang hal itu. Aku pun tak mengerti mengapa kau lakukan itu. Ini rahasia kita hanya kita yang tau. Bukan yang lain. Memangnya kau membuat rahasia itu dgn siapa? Dgn DIA? Pantas saja jika kau membeberkan itu…..its enough. Cukup untuk semua. Ternyata janji itu di buat ya memang untuk dilanggar:—-)
Read more ...
Jumat, 09 Januari 2015
Selembar masalalu.
Di ingatanku.
Menempel seperti permen karet di bagian bawah sepatu.
Bikin pilu.

Selembar masalalu.
Mirip benalu.
Melekat di banyak sekali lagu.
Yang sendu-sendu melayu.

Andai selembar masalalu ini hanya selembar kertas yang bisa kurobek-robek .
Andai selembar masalalu ini hanya selembar foto yang bisa kulempar ke perapian.
Selembar masalalu ini,
Seperti bagian tubuhku.
membuangnya aku melukai diri sendiri.
Namun melupakannya juga aku tak bisa.

Selembar masalalu.
Entah mengapa ada melulu.
Baik di sepiku hingga duniaku.
Namanya selalu kudengar di sejauh-jauhnya aku berlabuh.

Selembar masalalu,
dialah mantan kekasihku.
Yang mencuci kakinya di hatiku.
Kemudian berlalu
membawa separuh jiwaku.
Kepergiannya telah menguras banyak semangatku.
Bayang-bayangnya ialah hantu,
mengikutiku dengan membebaniku.

Selembar masalalu itu memanglah piluku.
Yang membuat yang lain nampak seperti kekosongan di mataku.

Hampa—kumenghakimi hidup ini.
Siapapun yang mencintaiku jadi percuma.
Dan aku selalu berurusan dengan diriku sendiri.
Namun itu membuatku merasa,
sendirian.
Di antara segala hati yang peduli
aku.

Selembar masalalu.
Terlalu penting di hatiku.
Kumerawatnya dengan menipu-nipu.

By (z.h)
Read more ...

Puisi Seorang Teknisi Pesawat

Senin, 05 Januari 2015
Dihari itu, senyummu memberi kesan makna
Membuat percampuran bahan bakar dan api cintaku tak stabil
Lirik matamu menikam jiwa sunyiku
Menggetarkan pistonku hingga engineku overheat

Oh durjana, pandanglah landing gearmu itu
Tak sanggup ku liat, karna terlau sucu tuk melihat
Andai kau tau betapa perihnya hati ini
Mencintai tanpa di cintai…

Andai aku punya sayap
Tentu, aku tak akan terbang
Akan ku patahkan sayapku
Untuk menemani mu di tanah gersang ini

Kuingin kita terbang bersama
Menyatukan cinta menembus exosphere
Satukan nafas dengan penuh harapan
Cerita cinta kita kan slalu terkenang
Read more ...
Senin, 05 Januari 2015
Jangan lah pernah kamu berprasangka buruk terhadap Allah, karena sesungguhnya Allah Maha kuasa akan segala sesuatu. Apabila kamu memanjatkan doa padaNya tetapi tidak diijabah, percaya lah Allah mempuanyai rencana lain yang lebih indah. Percayalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu yang tidak kita ketahui. Berprasangka baiklah terhadap Allah dan percayalah Allah akan membalas mu dengan kebaikan pula.
   Terkadang ujian yang sering dihadapi kebanykan manusia adalah sabar dan ikhlas, tanpa sadar setiap harinya Allah menguji kita walau denga sesuatu yang tidak kita sadari sekalipun. Dekatkanlah diri kita padaNya. Bilamana hati kita bimbang berwudhulah dan solat istikharahlah. Seperti yang saat ini sering ku lakukan.                Istikharahlah sampai kamu menemui jawaban atas segala kegundahan hatimu.
Janganlah takut untuk mengikhlaskan sesuatu yang kita cintai bilamana ia harus pergi, percayalah Allah sudah mengatur segalanya. Libatkanlah Allah dalam segala urusan kita, InsyaAllah Allah akan menunjuki kita jalan yang lurus. Amin 

Ingat aja temen-temen Tuhan itu selalu memberikan apa yang kita butuhkan kok bukan apa yang kita inginkan Makannya kita harus tetep berusaha :)
  
Read more ...
Minggu, 04 Januari 2015
Bukan kah wanita yang baik itu untuk lelaki yang baik pula? Tapi mengapa kebanyakan yang sering ku lihat sebaliknya?

Terkadang dunia itu terasa begitu tidak adil ketika seseorang tidak dapat bersyukur dengan apa yang telah Tuhan anugerahi di kehidupannya. Ketika seseorang yang baik anggaplah seorang lelaki yang soleh, mapan, tampan, dan berakhlak baik disandingkan dengan seorang perempuan yang ilmu agamanya pun masih kurang. Disini pasti Tuhan mempunyai rencana lain akan hal itu. Perempuan ini seharusnya bersyukur karena Tuhan ingin mengubahnya menjadi hambaNya yang lebih baik melalui lelaki tersebut. Mungkin ini adalah salah satu alasan mengapa tidak semua yang baik ditakdirkan untuk yang baik pula.

Ibu ku pernah berkata dimana kata-kata beliau tidak pernah aku lupakan “lelaki yang mapan dan soleh pasti tidak akan sembarangan dalam memilih isteri”. Kata-kata ibu ku ini langsung membekas di ingatanku. Pembelajaran yang dapat aku ambil adalah jika aku menginginkan calon pasangan yang soleh, mapan, berakhlak baik, tampan, maka aku harus memberbaiki kualitas diriku. 
 
Ku upayakan aku akan memperbaiki kualitas diriku agar seimbang dengan calon pasangan yang aku inginkan. Berbenah diri untuk merancang masa depan, menyibukan diri dengan kegiatan yang bermanfaat dan bergaul dengan banyak teman dalam batas normal. 
Read more ...
Jumat, 02 Januari 2015
Sore hari itu ketika saya sedang berada dikampung halaman ibunda untuk menjenguk nenek yang tinggal satu-satunya yang saya miliki. Ketika ibu, ayah, dan kakak-kakak sibuk dengan urusan mereka. Saya menyimpan rasa penasaran apa yang sebenarnya membuat nenek betah berlama-lama didalam kamarnya yang sangat amat sederhana dan hanya sesekali keluar jika anak-anaknya berkumpul untuk sekedar mengobrol dengan cucu-cucunya.
   Rasa penasaran ketika sesampainya saya didapur  yang kebetulan kamar nenek berada didekat dapur membuat saya masuk kedalamnya. Saya lihat dibalik punggung beliau ternyata sedang mengupas kacang yang saya tau itu akan dijadikannya oleh-oleh untuk  anak-anaknya ketika akan kembali ke Jakarta. Saya pun berinisiatif untuk membantu beliau, dengan bahasa jawa yang beliau ucapkan sedikit banyak saya mengerti yang beliau katakan.
   Nenek dari ibunda memang sosok nenek yang baik, karna nenek dari ayah sudah meninggal beberapa tahun  yang lalu dan semasa hidupnya pun nenek dari ayah sudah ‘pikun’ jadi terkadang sulit unuk menghafal orang disekitarnya sekalipun itu anaknya sendiri. Tiba-tiba nenek menyuruh saya untuk mengambil sesuatu dibalik tumpukan pakaian yang ada di sebuah keranjang. Yang membuat saya sedikit kaget ternyata nenek menyuruh saya mengambil sebuah album foto kecil yang didalamnya berisi beberapa lembar foto dan sebuah ktp yang sudah sangat lama seharusnya diperbaharui. Lembar demi lembar saya perhatiakan foto tersebut sementara nenek sibuk bercerita tetang foto-foto itu. Nenek berkata “aku kalo kangen ya ngeliatin foto itu aja”. Nenek sudah tidak muda lagi, ketika saya melihat tahun kelahiran di ktp nya umurnya hampir genap 80tahun. Tubuhnya sudah ‘bongkok’ dan berjalan jauh pun harus bertopang dengan tongkat. Jadi tidak mungkin rasanya nenek mau diajak ke Jakarta sekedar untuk melihat anak-anak ataupun cucu-cucunya.
   Sampai nenek memperlihatkan kepada saya selembar foto pria parubaya yang sedang duduk memakai kacamata dan peci hitam yang akhirnya saya ketahui itu adalah kakek saya. Rasa rindu akan sosok kakek yang selama ini saya pendam serasa lenyap melihat sosoknya walau didalam sebuah foto, bahkan walau wajahnya samar-samar. Saya tidak pernah melihat kedua kakek saya semasa hidup saya, bahkan wajah keduanya pun  tidak pernah saya lihat. Saat itu mata saya mengkristal menahan air mata yang sepertinya akan segera jatuh menahan haru disore itu.

   Tidak dapat dibayangkan ketika nenek yang sudah tua harus pergi juga… lalu mungkin kamarnya yang usang akan menjadi sunyi dan semakin sunyi. Saya sangat sedih ketika mengetahui nenek kesulitan untuk belajar solat. Umurnya yang tidak lagi muda mungkin salah satu factor utama nenek sulit untuk menghafal bacaannya. Walau begitu saya selalu mendoakan kesehatan dan keselamatan untuknya. Berharap nenek bisa lebih lama lagi mendampingin kita dan menyamput kita cucu-cucunya ketika kami sampai dikampung halaman ketika momen lebaran. Amin 
Read more ...